29 July 2010

Dahsyatnya Shalat Tahajud


Seorang pencuri masuk ke rumah Ahmad bin Khazruya, seorang Ulama yang wara, dan sufi besar. Ia sibuk mencari barang berharga untuk dicuri, tetapi ia tak menemukan apa-apa. Ketika pencuri itu hendak pergi dengan kecewa, Ahmad, sang sufi, memanggilnya.

“Anak muda, ambillah ember ini dan timba air dari sumur. Berwudhulah kau dengan air itu dan dirikanlah salat. Kalau ada sesuatu, nanti aku berikan padamu, supaya kau tak pulang dengan tangan hampa,” ujar Ahmad.

Pencuri itu mengikuti apa yang diperintah Ahmad.

Ketika pagi tiba, seorang pria dari kota datang membawa kantong berisi seratus dinar dan memberikannya pada Ahmad. Ahmad lalu memberikannya pada si pencuri.
“Bawalah ini sebagai hadiah untuk salat malammu,” ia berkata.


Tubuh pencuri itu bergetar. Ia langsung menangis terisak-isak.
“Aku telah salah mengambil jalan,” ucapnya di sela tangisan, “tapi semalam saja aku bekerja untuk
Tuhan, Dia telah memberiku ganjaran seperti ini….”
Pencuri itu bertaubat, kembali kepada Tuhan. Ia menolak mengambil wang emas itu, dan menjadi salah
seorang murid setia Ahmad bin Khazruya.

“Shalat adalah tempat bermunajahnya seorang hamba, tempat membersihkan hati dari bermacam-macam kotoran, terbentang pula di dalam salat itu medan kerahasiaan Allah, dan memancarkan dari dalamnya cahaya yang menyinari hati dan pikiran si hamba yang sedang salat.” (Syekh Ahmad bin Muhammad Ataillah , Kitab HIkam )

Seperti itulah Dahsyatnya shalat Tahajud,, Wallahu a’lam

Sumber


19 July 2010

Cerita Sidang Sarjana

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan petunjuk-Nya sehingga akhirnya saya bisa merampungkan kuliahku. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW dan para keluarga serta sahabat hingga akhir zaman.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya, saya ucapkan buat ibu saya yg telah memberikan doa dan ridhonya dalam menuntut ilmu dan yang menjadikan motivasi saya untuk menepati janji kepada ibu saya bahwa saya harus lulus tahun ini juga. dan gelar sarjana ini saya persembahkan buat almarhum ayah saya, yang dulu telah mengajarkan saya tentang pentingnya ibadah kepada Allah dan pentingnya akan menuntut ilmu. Dan sekarang Alhamdulillah, dalam waktu dekat InshaAllah anakmu ini akan mendapatkan gelar insinyur ayah.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga saya ucapkan buat semua temen2ku yang telah memberikan doa, dukungan, bantuan, masukan, saran, dan petuahnya. yang sangat memotivasi saya untuk mengakhiri perkuliahan ini dengan segera (ya maklumla sudah lima tahun kuliah belum kelar2 juga :o..hehehe).

Mengenai cerita sidang sarjana saya kemaren hari kamis, tanggal 15 juli 2010. Emang bener-bener hari bersejarah bagi saya, saya diuji dengan 2 profesor, 2 doktor, dan 2 dosen senior. Dan ini sangat membuatku nervous. semuanya tentu sudah ahli di bidangnya masing-masing. Saya diuji dengan berbagai rumus yang telah saya buat dalam bahasa program dibandingkan dengan berdasarkan teori mereka. dan tidak dapat dibantah lagi, kalau mereka sudah menciptakan rumus, sedangkan saya cuma pakai rumus yang saya ambil dari berbagai referensi dalam dan luar negri.

Tapi ada kebanggaan tersendiri, karena penelitian saya ini terbilang langka pada jurusan yang saya interest di dalamnya (mining engineering). Pembuatan program simulasi yang mungkin masih di bilang sederhana (secara bikinan seorang mahasiswa gitu loh). yang pasti tidak sebaik bikinan corporate pastinya. tapi setidaknya, saya berusaha untuk menciptakan inovasi baru dalam dunia pertambangan Indonesia. Dan yang mengagetkan ketika pak prof bilang "penelitian kamu ini menggunakan program ya, nanti setelah S2 kamu bikin program ya". lalu saya jawab "maaf pak, program ini saya bikin sendiri pak". lalu pak Prof liat draft saya kembali, dan diliatnya pada halaman yang saya lampirkan kode-kode program yang saya buat. dan diapun tersenyum..iya cuma tersenyum doank..hikss..:)

jadi saya bisa ngambil kesimpulan dari perbincangan dengan pak Prof, kalau skripsi saya ini setara dengan thesis ya..hohoho...alaahh ke-GR-an. ya gpplah..namanya juga usaha..capek lo bikin programnya..emangnya gampang, hehehe :o..yang bilang gampang ya wajar aja mungkin bagi mereka yg sudah masternya..lah saya ini cuma anak teknik yg bikin program. dan pemrogramanpun cuma 2 sks tentang dasar2 pula. selebihnya saya otodidak buat belajar programming. jadi saya gak begitu getol yang namanya pemrograman seperti anak2 ILKOM (ilmu komputer), mereka pasti sudah jago tentunya.

Ditengah coding program yang telah saya bikin, terdapat untaian doa dan secercah harapan di dalamnya. dan semoga saja program saya ini dapat digunakan oleh banyak orang khususnya dalam bidang pertambangan. at least..buat adek2 tingkat aja kali yak..walau sulit mungkin dipake di perusahaan tambang. secara mereka sudah punya software yang lebih terpecaya pastinya.

Semoga dengan selesainya sidang sarjana ini, saya bisa melangkah ke langkah-langkah selanjutnya yang lebih baik. harapan saya gak muluk2 kok. saya cuma pengen pensiunin ibu saya yang berjualan demi membiayai saya kuliah. kalau bisa saya saja yang cari duit, biar ibu istirahat saja. dan pengennya sih berangkatin ibu saya pergi haji. Saya pengen bahagiain orang-orang terdekat yang saya cintai dan bermanfaat bagi orang banyak. itu saja harapan saya. hohoho..curhat..gpplah ini cuma sekedar tulisan yang saya tuangkan dari hati saya sebagai ucapan terima kasih kepada ibu saya. Semoga semua harapan saya ini bisa tercapai..amiin..

Salam hangat,

mjcoolz21

04 July 2010

Mengubah Takdir Kehidupan

Takdir Dalam kehidupan seringkali manusia "terjebak" pada kata takdir, Padahal ada takdirNya yang bisa dirubah dan ada takdirNya yang tak bisa dirubah, dikemukakan di ujung akhir tulisan ini Perkara takdir memang menarik, banyak perdebatan yang melahirkan berbagai tiori dan golongan.

Ada yang bertiori bahwa manusia hanya semacam wayang kulit yang digerakan bagaimana maunya dalang, ada yang bilang manusia punya kehendak bebas, sebebas-bebasnya, ada juga yang mengambil jalan tengah antara kedua tiori tersebut. Namun tulisan ini tidak untuk berdebat, hanya untuk berbagi. Karena setiap manusia mempunyai pendapatnya masing-masing yang kadang berbeda satu sama lain.

Tak ada sesuatupun yang dapat menghalangi takdir yang datang dariNya, yang baik ataupun yang buruk. setiap keputusanNya pasti terjadi! Disukai atau tidak oleh manusia. Takdir Tuhan yang telah terjadi tak dapat kamu tolak, walau manangis darah sekalipun atau kamu protes dengan suara yang menggelegar membelah langit, membelah angkasa raya.

Kamu menolak atas takdir yang buruk, Tuhan tidak rugi. Sebaliknya kamu bersyukur atas takdir yang baik, Tuhanpun tidak untung. Semuanya dikembalikan padamu, Dia tak butuh apa-apa darimu. Takdir buruk, seperti kematian, bencana alam, terkena PHK, dipecat dari jabatan dan sebagainya, adalah takdirNya, baik karena perantara manusia atau memang sebab alam, namun keduanya, asal muasalnya tetap dari Allah SWT.

Kamu taat atau kapir tidak merubah takdir Tuhan, kamu suka atau tidak, tak merubah kekuasaan Tuhan. Kamu bahagia atau menderita tak merubah kehendak Tuhan. Kamu beriman atau murtad tak mengurangi kamauan Tuhan. Kamu bersyukur atau kupur tak merubah kasih sayang Tuhan. Ya semuanya kembali kepadamu, Tuhan bagaikana cermin yang memantulkaan semua kelakuanmu. Jadi kamu masuk syurga atau nereka adalah hasil dari perbuatan kamu sendiri, Tuhan hanya menyediakan tempat tersebut untuk membalas setiap amal yang kamu lakukan.

Kamu masuk syurga Tuhan tidak untung, kamu masuk nerakapun Tuhan tidak rugi. Kamu punya kehendak bebas untuk melakukan apa yang kamu sukai dan resikonya tanggung sendiri. Itulah Tuhan, Dia telah membebaskan manusia untuk berbuat apa saja yang mereka kehendaki, yang baik atau yang buruk, beriman atau kapir, semuanya diserahkan kepada manusia. Untuk itulah manusia diberikan akal pikiran, hati dan kehendak. Dengan ketiga modal itu, manusia nanti dimintai pertanggungjawabannya.

Maka ketika mendapat takdir baik atau takdir buruk tidak abadi keduanya, tidak selamanya takdir baik ada pada manusia ketika hidup, begitu juga tidak salamanya takdir buruk ada pada manusia. Selama kamu hidup di dunia, apapun bentuknya tidak pernah abadi, ya suka, sukanya sementara. Bila duka, dukanya sementara. Keduanya saling berganti dan bisa terjadi dimana saja, kapan saja dan kepada siapa saja. Dan itu semua akan berakhir pada kematianmu, dibalik kamatian itulah akan ditemukan keabadian. Ya suka, sukanya abadi(syurga) bila duka, dukanyapun abadi (neraka) keduanya tetap dan tidak bisa saling menggantikan.

Nah, terkadang takdir buruk itu dating berupa kematian, yang memang pada akhirnya apapun yang kamu cintai akan kamu tinggalkan, suka atau tidak, rela atau tidak, semuanya akan kamu tinggalkan atau kamu ditinggalkan oleh semua itu !

Begitu juga tentang masa depan ada dihadapanmu, tak bisa kamu hindari dengan berlari jauh darinya. Ya hadapi masa depan baik atau buruk, itu hidup namanya. Urusan masa depan ada ditanganNya, masa depan adalah milikNya, maka kita berserah diri kepadaNya. Insya Allah segala urusan kita dimudahkan olehNya. Jangan ragu-ragu, mantapkan iman, teguhkanlah pendirian.

Hidup prihatin, perih-perih hati, karena memang tidak semua keinginan dapat terpenuhi. Ingat, dibalik keprihatinanmu..., jauh di ujung sana banyak lagi manusia-manusia yang jauh lebih prihatin darimu. Mereka kelaparan, di usir dari tanah kelahiran, di rampas hak-haknya, dihancurkan oleh musuh-musuhnya, menderita, sengsara, rumah hancur kena bom, kedinginan yang memilukan. Itu takdir mereka dan dengan segala daya upaya mereka mencoba melepaskan diri dari takdir buruk menjadi takdir baik, lari dari takdir ke takdirNya juga.

Bagi yang sedang belajar atau kuliah atau yang sedang berusaha meraih cit-cita apapun bentukny, harus ditekankan bahwa tak ada kata putus asa dalam mencapai cita-cita, berjuang terus dalam hidup dan kehidupan, tak ada kata patah semangat untuk mencapai sesuatu yang baik dan diridhoiNya. Takdir baik di capai dengan usaha yang keras dengan keyakinan : Selalu ada kemudahan di balik kesulitan, sungguh ada kemudahan di balik kesulitan. Buat apa melanglang buana jauh-jauh, kalau diri kita sendiri tak dapat dirubah menjadi lebih baik dan lebih terpuji.

Keyakinan yang Benar Dalam Mengimani Takdir

Keyakinan yang benar adalah bahwa semua bentuk ketaatan, maksiat, kekufuran dan kerusakan terjadi dengan ketetapan Allah karena tidak ada pencipta selain Dia. Semua perbuatan hamba yang baik maupun yang buruk adalah termasuk makhluk Allah. Dan hamba tidaklah dipaksa dalam setiap yang dia kerjakan, bahkan hambalah yang memilih untuk melakukannya.

As Safariny mengatakan, “Kesimpulannya bahwa mazhab ulama-ulama terdahulu (salaf) dan Ahlus Sunnah yang hakiki adalah meyakini bahwa Allah menciptakan kemampuan, kehendak, dan perbuatan hamba. Dan hambalah yang menjadi pelaku perbuatan yang dia lakukan secara hakiki. Dan Allah menjadikan hamba sebagai pelakunya, sebagaimana firman-Nya (yang artinya), “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah” (QS. At Takwir [81]: 29). Maka dalam ayat ini Allah menetapkan kehendak hamba dan Allah mengabarkan bahwa kehendak hamba ini tidak terjadi kecuali dengan kehendak-Nya. Inilah dalil yang tegas yang dipilih oleh Ahlus Sunnah.”

Sebagian orang ada yang salah paham dalam memahami takdir. Mereka menyangka bahwa seseorang yang mengimani takdir itu hanya pasrah tanpa melakukan sebab sama sekali. Contohnya adalah seseorang yang meninggalkan istrinya berhari-hari untuk berdakwah keluar kota. Kemudian dia tidak meninggalkan sedikit pun harta untuk kehidupan istri dan anaknya. Lalu dia mengatakan, “Saya pasrah, biarkan Allah yang akan memberi rizki pada mereka”. Sungguh ini adalah suatu kesalahan dalam memahami takdir.

Ingatlah bahwa Allah memerintahkan kita untuk mengimani takdir-Nya, di samping itu Allah juga memerintahkan kita untuk mengambil sebab dan melarang kita bermalas-malasan. Apabila kita telah mengambil sebab, namun kita mendapatkan hasil yang sebaliknya, maka kita tidak boleh berputus asa dan bersedih karena hal ini sudah menjadi takdir dan ketentuan Allah. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Dan minta tolonglah pada Allah dan janganlah malas. Apabila kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu berkata: ‘Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu’, tetapi katakanlah: ‘Qodarollahu wa maa sya’a fa’al’ (Ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya) karena ucapan’seandainya’ akan membuka (pintu) setan.” (HR. Muslim)

Buah Beriman Kepada Takdir

Di antara buah dari beriman kepada takdir dan ketetapan Allah adalah hati menjadi tenang dan tidak pernah risau dalam menjalani hidup ini. Seseorang yang mengetahui bahwa musibah itu adalah takdir Allah, maka dia yakin bahwa hal itu pasti terjadi dan tidak mungkin seseorang pun lari darinya.

Dari Ubadah bin Shomit, beliau pernah mengatakan pada anaknya, “Engkau tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk dan engkau harus mengetahui bahwa apa saja yang akan menimpamu tidak akan luput darimu dan apa saja yang luput darimu tidak akan menimpamu. Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takdir itu demikian. Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak beriman seperti ini, maka dia akan masuk neraka.” (Shohih. Lihat Silsilah Ash Shohihah no. 2439)

Maka apabila seseorang memahami takdir Allah dengan benar, tentu dia akan menyikapi segala musibah yang ada dengan tenang. Hal ini pasti berbeda dengan orang yang tidak beriman pada takdir dengan benar, yang sudah barang tentu akan merasa sedih dan gelisah dalam menghadapi musibah. Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk sabar dalam menghadapi segala cobaan yang merupakan takdir Allah.

Ayo bergerak menjemput takdirNya yang terbaik, karena ada takdirNya yang bisa dirubah dengan usaha dan kerja keras, sambil terus berdoa mohon petunjukNya. Sedangkan takdir berupa yang menghidupkan dan yang mematikan tak bisa di rubah, kita anak siapa dan keturunnya dari mana juga termasuk takdir yang tak bisa dirubah. Sedangkan kebodohan, kemiskinan dan lain-lain bisa dirubah dengan usaha manusia.

Tulisan ini saya kutip dari Notes FB Ust.Yusuf Mansyur Network dan artikel http://muslim.or.id buat ngingetin saya pribadi khususnya untuk mendorong saya menghadapi masa depan...

Ya Allah, kami meminta kepada-Mu surga serta perkataan dan amalan yang mendekatkan kami kepadanya. Dan kami berlindung kepada-Mu dari neraka serta perkataan dan amalan yang dapat mengantarkan kami kepadanya. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu, jadikanlah semua takdir yang Engkau tetapkan bagi kami adalah baik. Amin Ya Mujibbad Da’awat.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Sponsered by Free Blog templates | Blog Tips by Best Blogging Tutorials